3.08.2013

TEORI KEDAULATAN

Nama Teori, Tokoh, dan Masa Perkembangan Latar Belakang
Pokok-Pokok Ajaran
Negara yang Menerapkan
Kedaulatan Tuhan
a.  Augustinus
b. Thomas Aquino
c.  Marsilius
d. F.J. Stahl
·   Berkembang pada abad V-XV
·   Dilatar belakangi oleh perkembangan agama Kristem dan maraknya Pantheisme (menye-tarakan alam dengan Tuhan.)
a.  Teori ini beranggapan bahwa raja atau penguasa memperoleh kekuasaan tertinggi dari Tuhan.
b. Kehendak Tuhan menjelma ke dalam diri raja penguasa (Paus). Oleh sebab itu, mereka disebut sebagai utusan Tuhan, atau titisan dewa.
c.  Segala peraturan yang dijalankan oleh pengusa bersumber dari Tuhan. Oleh sebab itu, rakyat harus patuh dan tunduk kepada perintah penguasa.
a.    Ethiopia ,masa Raja Haile Selassi (merasa dipilih Tuhan).
b.    Belanda dengan raja-raja yang menjadi simbol By the grace or God (Atas berkat Tuhan).
c.    Jepang dengan Kaisar Tenno Heika sebagai Dewa Matahari.
d.    Kerajaan Jawa Kuno, yang memandang rajanya sebagai titisan Brahmana).
Kedaulatan Raja
a.  N. Machiavelli
b. Jean Bodin
c.  Thomas Hobbes
d. Hegel
·   Berkembang sekitar abad XV.
·   Dilatarbelakangi oleh perkembangan kekuasaan yang sudah bergeser dari Gereja (Paus) ke raja)
a.    Kedaulatan negara terletak di tangan raja sebagai penjelmaan kehendak Tuhan.
b.    Raja juga merupakan bayangan dari Tuhan (Jean Bodin).
c.    Agar negara kuat, raja harus berkuasa mutlak dan tak terbatas (N. Machiaveli).
d.    Raja berada di atas undang-undang. Rakyat harus rela menyerahkan hak-hak asasi dan kekuasaannya secara mutlak kepada raja (Thomas Hobbes).
Prancis pada masa Louis XIV (1643 -1715) dengan ucapannya L’Etat C’est Moi yang berarti, “negara adalah saya”.
Kedaulatan Negara
a.  George Jellinek
b. Paul Laband
·   Berkembang antara abad XV-XIX
·   Diilhami oleh gerakan Renaisance dan ajaran N. Machiavelli tentang negara sebagai sentral kekuasaan.
a.      kekuasaan pemerintah bersumber dari kedaulatan negara (staats-sovereiniteit).
b.     Negara dianggap sebagai sumber kedaulatan yang memiliki kekuasaan tidak terbatas.
c.      Karena negara abstrak, kekuasaannya diserahkan kepada raja atas nama negara.
d.     Negaralah yang menciptakan hukum. Oleh sebab itu, negara tidak wajib tunduk pada hukum.
a.    Rusia pada masa yang Tsar sangat totaliter menjelang Revolusi Bolshevik (1917).
b.    Jerman semasa Hitler dan Italia semasa B. Musolini yang menganggap dirinya sebagai pusat kekuasaan negara serta pemerintah secara totaliter dan sentralistis.
Kedaulatan Hukum
a.  Krabbe
b. Immanuel Kant
c.  Kranendurg
·   Berkembang setelah Revolusi Prancis.
·   Diilhami oleh semboyan Loberte, Egalite, dan, Fraternite yang ingin hidup lepas dari kesewenang - wenangan penguasa (raja).
a.    Bahwa kekuasan hukum (rechts-souvereiniteit) meru-pakan kekuasaan tertinggi di dalam negara.
b.    Kekuasaan negara bersumber pada hukum, sedangkan hukum bersumber dari rasa keadilan dan kesadaran hukum.
c.    Pemerintah (negara) hanya berperan sebagai penjaga malam yang melindungi hak asasi manusia tanpa campur tangan urusan sosial-ekonomi masyarakat (negara hukum murni – Immanuel Kant).
d.    Negara seharusnya menjadi negara hukum. Artinya, setiap tindakan negara harus didasarkan atas hukum (H. Krabbe).
e.    Fungsi negara, selain sebagai penjaga malam, juga berkewajiban mewujudkan kesejahteraan rakyat (Welfare state – Kranenburg).
a.    Negara Eropa dan Amerika pada umumnya menganut teori hukum murni.
b.    Indonesia menganut negara hukum modern (welfare state).
Kedaulatan Rakyat
a.   Solon
b. John Locke
c.  Montesquieu
d. J.J. Rousseu
·   Berkembang mulai abad XVII – XIX hingga sekarang.
·   Banyak dipengaruhi oleh Teori Kedaulatan Hukum yang menempatkan rakyat tidak sebagai objek, tapi juga sebagai subjek dalam negara (demokrasi).
a.    Rakyat merupakan kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian masyarakat (social contract).
b.    Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan sebaian haknya kepada penguasa untuk kepentingan bersama.
c.    Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar kehendak rakyat/umum (volunte generale) melalui perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan.
d.    Pemerintah yang berkuasa harus mengembalikan kepada warganya (civil right)
Di hampir semua negara merdeka, namun pelaksanaan-nya sangat tergantung pada rezim yang berkuasa, ideologi dan budaya.